MANFAAT RUMPUT LAUT


BERBAGAI MANFAAT ALGAE / RUMPUT LAUT BAGI PERTANIAN, PETERNAKAN

Pupuk Organik DIGROW adalah Pupuk Organik Cair Hasil Ekstraksi dengan Teknologi NANO, dari bahan baku Ascophyllum Nodosum segar, yaitu salah satu jenis Algae/Rumput Laut yang diambil dari Laut Atlantik Utara. 
Secara Alami, Algae/Rumput Laut mengandung Nutrisi yg cukup melimpah, dengan berbagai manfaat yang LUAR BIASA untuk kehidupan di Bumi ini.
Berikut ini adalah berbagai manfaat Algae/Rumput Laut untuk Pertanian, Peternakan & Perikanan, yaitu :

1. MAKANAN TERNAK

Algae merupakan salah satu sumber makanan pokok beberapa jenis ternak, khususnya di negara-negara maritim. Algae yang dijadikan makanan ternak terutama dari kelompok algae coklat, algae merah, dan beberapa jenis algae hijau.
  • Laminaria, digunakan sebagai Makanan Ternak di beberapa wilayah di negara Inggris, Finlandia dan Jepang (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980; SHARMA, 1992).
  • Sargassum digunakan sebagai Makanan Ternak di beberapa wilayah di negara Inggris, Jepang dan Hongkong (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980; SHARMA, 1992)..
  • Ascophyllum digunakan sebagai Makanan Ternak di Inggris, Norwegia, Jepang dan Selandia Baru (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980; SHARMA, 1992).
  • Ayam Petelur yang memakan tepung Ascophyllum dan tepung Fucus akan menghasilkan telur dengan kadar Yodium yang tinggi (SHARMA, 1992).
  • Sumber makanan untuk Ikan “Tilopia” (Kelompok Ikan Nila/Mujahir) hanya dari kelompok algae hijau dan algae hijau-biru (SHARMA, 1992).
  • Macrocystis digunakan sebagai Makanan Ternak sebab kandungan vitamin A dan E yang cukup tinggi (SHARMA, 1992).
  • Rhodymenia merupakan Makanan Ternak yang umum di Perancis. Rhodymenia diketahui memiliki kandungan Bl yang cukup tinggi (SHARMA, 1992).
  • Di Jepang, Pelvetia digunakan sebagai Makanan Sapi (SHARMA, 1992).

2. BAHAN BAKU PUPUK

Adanya kandungan fosfor, kalium, dan beberapa unsur-unsur runut pada makroalgae sehingga beberapa negara di dunia menggunakannya sebagai bahan pupuk. Makroalgae dicampur dengan bahan-bahan organik lainnya atau dibiarkan membusuk di tanah.
  • Lithophyllum, Lithothamnion dan Chara digunakan untuk tanah yang kekurangan kalsium (SHARMA, 1992).
  • Fucus vesiculosus merupakan bahan pupuk yang umum digunakan di Irlandia untuk tanaman Kentang dan Kapas. Sedangkan Fucus serratys digunakan di Inggris untuk tanaman Kentang dan Brokoli (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980)
  • Produksi Padi dapat ditingkatkan menjadi 30% setelah areal persawahan diinokulasi dengan campuran nitrogen dan algae hijau biru (SHARMA, 1992).
  • Di beberapa negara yang sedang berkembang, suatu ekstrak yang dipekatkan yang berasal dari berbagai jenis algae yang berbeda dijual di pasaran sebagai pupuk cair. Pupuk cair semakin banyak digunakan karena lebih efisien, dimana dapat langsung diserap tanaman. Penyerapan pupuk cair dapat melalui daun dan akar tanaman. Berbagai macam pupuk cair yang diekstraksi dari algae, telah digunakan di berbagai negara, seperti Inggris, Australia, Bahrain, Kanada, Finlandia, Ghana, Jamaika, Kenya, Malawi, Belgia, Selandia Baru, Nikaragua, Nigeria, Singapura, Thai-land, Trinidad, USA dan Zambia (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).
  • Di Alaska (Amerika), penggunaan Alaria fistulosa sebagai bahan pupuk untuk tanaman Kentang ternyata memberikan hasil dengan kualitas yang sangat memuaskan (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980)
  • Di Selandia Baru, Macrocystis pyrifera, Lessonia variegata dan Ecklonia radiat merupakan jenis algae yang digunakan untuk bahan pembuatan pupuk (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980)
  • Di China, Sargassum yang masih segar ataupun yang telah dikeringkan digunakan untuk pemupukan tanaman Kacang dan Kentang. Penggunaan Sargassum sebagai bahan pupuk juga dilakukan di India untuk tanaman Kelapa dan Kopi (CHAPMAN & CHAPMAN, 1980).

3. ANTIBIOTIK ALAMI

Chlorellin merupakan salah satu antibiotik yang diperoleh dari Chlorella. Beberapa substansi antibakteri efektif dalam mencegah pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif diperoleh dari Ascophyllum Nodosum, Rhodomenia larix, Laminaria digitata, Palveria dan Polysphonia. Antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri, diperoleh dari Nitzschia palea. Antibiotik tersebut efektif dalam pencegahan Escherichia coll (SHARMA, 1992). Jenis-jenis algae lainnya yang memiliki khasiat sebagai antibiotik, yaitu Amansia, Asparagopsis taxiformis, Laurensia obtusa, Ulvapertusa dan Wrangelia (TRONO etal. 1998).

4. PENANGGULANGAN LIMBAH

Penanggulangan limbah merupakan masalah yang tidak mudah dilakukan. Sumber utama limbah terutama berasal dari buangan rumah tangga dan industri. Limbah banyak mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, baik yang terlarut maupun yang dalam bentuk padat. 
Proses pengelolaan limbah terutama berlangsung dalam suatu proses aerorik dan proses oksigenasi. Kedua proses ini dapat berlangsung secara cepat dengan adanya algae jenis Chlomydomonus, Chlorella, Euglena, dan Scenedesmus. Proses aerasi limbah sangat esensial, terutama untuk limbah dalam jumlah sedikit atau di areal pertambakan untuk menghindari bau yang tak sedap (SHARMA, 1992).

5. REKLAMASI TANAH

Menurut Kamus Besar Bahasa Indone-sia (DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, 2001), istilah “reklamasi tanah” diartikan sebagai usaha memperluas tanah (pertanian) dengan memanfaatkan daerah yang semula tidak berguna (misal dengan cara menguruk daerah rawa-rawa). Salah satu cara yang sangat efektif dilakukan dalam proses reklamasi tanah adalah dengan menggunakan algae. Algae mempunyai peranan yang sangat penting terutama setelah musim hujan, dimana kelompok algae hijau dan algae hijau-biru akan tumbuh subur. Proses ini akan sangat menguntungkan, sebab dapat mengendalikan erosi yang timbul akibat terganggunya lapisan tanah (SHARMA, 1992).
Pada tanah alkali di India Utara misalnya, pertumbuhan algae hijau-biru yang meliputi areal yang sangat luas seperti dilaporkan oleh SINGH dalam SHARMA (1992) menyebutkan bahwa proses tersebut akan meningkatkan kandungan nitrogen dan akan menyebabkan kesuburan tanah menjadi lebih terjaga.

Komentar